Prinsipnya . " Menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca
peta dan menggunakan teknik orientasi dan resection, bila keadaan
memungkinkan " Titik Awal : Kita harus tahu titik keberangkatan kita,
balk itu di peta maupun di lapangan. Plot titik tersebut di peta dan
catat koordinatnya.
Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus,
aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah
perjalanan. Kenali tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.
Arah Kompas : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah
sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.
Taksir Jarak : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu
memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan
melihat jumalah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala
peta sehingga kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat,
bahwa taksiran kita itu tidak pasti.
+10' X 10' untuk peta 1 : 50.000
+ 20' X 20' untuk peta 1 : 100.000
Untuk peta ukuran 20' X 20' disebut juga LBD, sehingga pada 20' pada
garis sepanjang khatulistiwa (40.068 km) merupakan paralel terpanjang.
40.068 km: (360° : 20') = 40.068 km: (360° : 1/3) = 40.068 km: (360° X 3) 40.068 km : 1080 = 37,1 km
Jadi 20' pada garis sepanjang khatulistiwa adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km
kalau digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000 akan mempunyai jarak :
37,1 km = 3.710.000 cm. Sehingga dipeta : 3.710.000: 50.000 = 74,2 cm.
Akibatnya I LBD peta 20' x 20' skala 1 : 50.000 di sepanjang
khatulistiwa berukuran 74,2 X 74,2 cm. Hal ini tidak praktis dalam
pemakaiannya.
3. Lembar Peta
Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya, karena terlalu lebar. Maka
tiap LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing 10' X 10'
atau 37,1 X 37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut Lembar Peta atau
Sheet, dan diberi huruf A, B, C, D. Jika skala peta tersebut 1 : 50.000,
maka peta itu mempunyai ukuran 50.000 X 37,1 = 1.855.000 cm = 18,55 km
(1ihat gambar).
4. Penomoran Lembar Peta
a. Meridian (garis bujur) yang melalui Jakarta adalah 106° 48' 27,79"
BT, dipakai sebagai meridian pokok untuk penornoran peta topografi di
Indonesia. Jakarta sebagai grs bujur 0
b. Panjang dari Barat ke Timur = 46° 20', tetapi daerah yang dipetakan
adalah mulai dari 12" sebelah barat meridian Jakarta. Daerah yang tidak
dipetakan adalah : 106° 48' 27,79" BT - (12° + 46° 20' BT) = 8' 27,79",
daerah ini merupakan taut sehingga tidak penting untuk pemetaan darat.
Tetapi penomorannya tetap dibuat
Keterangan
+ Daerah pada petak A dituliskan sheet 1/I-A dan titik paling Utara dan paling Barat ada di Pulau Weh.
+ Cara pemberian nomor adalah dari Barat ke Timur dengn angka Arab (1,2,
3, , 139). Dari Utara ke Selatan dengan angka Romawi (I, II,III LI).
+ LBD selau mempunyai angka Arab dan Romawi. Contoh : LP No. 47[XLI atau SHEET No. 47/XLI.
+ Lembar peta selalu diben huruf, dan huruf itu terpisah dari nomor LBDnya dengan gar's mendatar. Contoh: LP No. 47/XLI - B.
c. Pada uraian diatas disebutkan bahwa garis bujur 0° Jakarta selalu
membagi dua buah LBD. Maka untuk lembar peta lainnya selalu dapta
dihitung berapa derajat atau menit letak lembar peta itu dan' bujur 0°
Jakarta
Contoh: Lembar Peta No. 39/XL - A terletak diantara garis 7" dan 70 10'
LS serta 0° 40' dan 0° 50' Timur Jakarta. Kita harus selalu menyebutkan
Lembar Peta tersebut terletak di Barat atau Timur dan' Jakarta.
d. Pada Lembar Peta skala 1 : 50.000, LBD-nya dibagi menjadi 4 bagian.
Tetapi untuk peta skala 1 : 25.000, 1 LBD-nya dibagi menjadi 16 bagian
dan diberi huruf a sampai q dengan menghilangkan huruf j
e. Mencari batas Timur dan Selatan suatu Sheet atau Lembar Peta.
Contoh:
+ Batas Timur dari bujur 0" Jakarta adalah 47/3 X I = 15" 40' Timur
Jakarta atau 15° 40' - 12° = 3° 40' BT Jakarta (batas paling Timur Sheet
B).
+ Batas Selatan dan 0° Khatulistiwa adalah 47/3 : 1 = 13" 40' atau 13°
40' 6" = 7° 40' LS. Karena terlatak pada Lembar Peta B dalam 1 LBD, maka
dikurangi 10'. Sehingga didapat : 7° 40' - 10' = 7" 30' LS
f. Mencari nomor Lembar Peta atau Sheet. Batas Timur Jakarta = 15" 40',
sedang batas Selatan adalah 7" 30' LS. + Jumlah LBD ke Timur = 15° 40' X
3 X 1 LBD = 47 LBD + Jumlah LBD ke Selatan 13" 40' X 3 x 1 LBD = 41
LBD (XLI)
g. Mencari suatu Posisi/Lokasi Contoh : sebuah pesawat terbang jatuh
pada koordinat.- 110° 28' BT dan 7° 30' LS. Cari nomor Lembar Petanya
Caranya adalah
+ 110° 28' - 94" 40' = 15" 48'
15° 48' X 3 = 47t' 24' (batas paling Timur)
+ 60 + 7" 30' = 13" 30'
130 30' X 3 = 40° 30' (batas paling Selatan)
h. Perhitungan di Koordinat Geografis.
+ CARA I
Luas dari I Sheet peta adalah 10' X 10', seluas 18,55 km X 18,55 km pada
peta 1 - 50.000. Sehingga di dapat (10 X 60 - 18,5 5) - 20 = 1,617,
dibulatkan menjadi 1,62 (sebagai konstanta). Misal peta yang digunakan
peta Sheet No. 47/XLI - B
Triangulasi T. 932 terletak pada : 46 mm dari Timur dan 16 mm dari Selatan.
1915
Posisi Sheet 47/XLI - B
1060 48` 27,79" + 30 40' = 110° 28' 27,79"
Dari Timur: 46 mm X 1,62 = 1' l4°52"
1100 28' 27,79" BT - 1' 14,52" = 110° 27' 13,27" BT
(dikurangi karena semakin mendekati ke titik Jakarta).
Dari selatan : 16 mm X 1,62 = 25,92"
7° 30' LS - 25,92" = 7f' 29' 34,08" LS (dikurangi karena semakin mendekati equator).
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat: 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS. 1915
Untuk penggunaan peta 1 : 25.000, cara penghitungannya sama, hanya konstantanya diubah menjadi 0,81, yang didapat dari :
{(5 X 60) : 18,55 1 : 20 = 0,808, dibulatkan menjadi 0,81
Luas dari 1 Sheet peta skala 1 : 25.000 adalah 5' X 5'
+ CARA II
Dari Timur : 46 mm = (46 : 37,1) X 60 = 1 ' 14,39"
110° 28' 27,79" BT - 1' 14,39" = 11 Of' 27' 13,40" BT
Dari Selatan: 16 mm = (16 :37,1) X 60 = 25,87"
7° 30' LS - 25,87" = 7t' 29' 34,13" LS
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat : I I0'' 27' 13,40" BT dan 7° 29' 34,13" LS. 1915
Pada hasil perhitungan Cara I dan Cara II terdapat selisih 0,13" untuk
BT dan 0,05" untuk LS. Hal ini tidak jadi masalah karena masih dalam
batas toleransi dan koreksi, yaitu kurang dari 1,00".
Untuk penggunaan peta 5' X 5', 10' X 10' dan 20' X 20' tetap menggunakan
pembagi 37,1. Sebaliknya, Jika ada laporan dengan koordinat gralicule,
maka cara menentukan lokasinya pada peta adalah (Contoh) "Satu unit
SRU menempati sebuah lokasi dengan koordinat 110° 27' 13,27" BT dan 7°
29' 34,08" LS, tentukan lokasi SRU tersebut pada peta Sheet No. 47/XLI -
B" JAWAB : Posisi peta 47/XLI -B : 110° 28' 27,79" BT sehingga 110°
27, 13,27" BT 1 10 "27' 13,27 1' 14,52" - 74,52"
74,52" : 1,62 = 46 mm dari timur, dan ukurlah dengan penggaris Batas
Selatan : 7°30' sehingga didapat 7030' LS -7029' 34.08" = 25.92" 25,92" :
1,62 = 16 mm dari selatan dan ukurlah dengan penggaris Titik
perpotongan kedua garis tersebut adalah lokasi dari SRU yang dimaksud,
yaitu 46 mm dari sisi timur dan 16 mm dari sisi selatan berada di
sekitar Triangulasi T.932
Senin, 28 September 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar